Skip to main content

Cerita Tentang nya

Bermula dari diriku yang ingin berkenalan
Bertukar sapa hingga mengajak jalan
Kupikir ini hanya sebuah pertemanan
Ternyata hatiku berkata pelan

--

Mengunjungi kamar mu sungguh penuh warna
Membuat proyek berdua
Seperti kesenangan semata
Namun itu adalah obat para luka

--

Hari demi hari saling bercerita
Entah itu duka ataupun suka
Sampai akhirnya semua berbeda
Sepertinya aku menyukai dirinya

--

Selagi rasa suka membahana
Aku terlalu sibuk dengan dirinya
Hingga lupa bahwa tidak dengan dirinya
Aku terlalu terlena

--

Aku memutuskan berkelana
Tanpa mengeluarkan kata
Kamipun berpisah untuk tak menyapa
Membuat cerita yang berbeda

--

Cukup lama kita tidak menyapa
Ternyata waktu membuat kita bersua
Bisa bercengkrama dengan orang lama
Sungguh cerita sempurna

--

Apa yang ku rasa?
Bahagia
Dan entah mengapa
Rasa ini kembali terbuka

--

Tiba-tiba kamu mengajak tuk berjumpa
Tapi waktu tak terduga
Sehingga sulit tuk terlaksana
Hingga aku bertemu sedikit memaksa

--

Awalnya aku tak percaya
Bisa bertemu dirimu berdua
Setelah empat tahun lamanya
Ternyata rasa ini tetap sama

--

Kita bercerita kehidupan satu sama lain
Mengingat awal mula ini semua terjalin
Terkesima merasa tidak mungkin
Kamu bercerita seakan itu cerita kemarin

--

Comments

Popular posts from this blog

Mama Pulang!

"Yeee, mama pulang!" Seru perempuan dari jauh dan sibuk membawa banyak kantong belanjaan. "Ma, aku belanja bahan kue, ayok kita bikin kue, aku kemarin lupa resep yang mama kasih sekarang kasih ya ma untuk aku catat" celoteh anak tersebut dengan mata berbinar. Setelah itu perempuan ini menyiapkan peralatan untuk membuat kue dan saat menoleh.... ---- "Makasih ya mah sudah datang dan membuat semangat untuk memasak" senyum perempuan ini

Manusia Tak Pernah Puas

Mendengar sebuah perbincangan.. Seseorang merasa dirinya kurang memiliki kasih sayang dari sebuah keluarganya. Merasa semua yang pernah Ia lakukan selalu salah dan tidak pernah mendapatkan dukungan yang lebih baik. Di sela - sela perbincangan, Ia mendapatkan pertanyaan mendasar. Apakah sudah mendapatkan kebutuhan dasar, sepeti makan, minum, tempat tinggal yang layar ? Apakah sudah mendapatkan rasa aman ? Apakah sudah mendapatkan rasa cinta dan memiliki ? Dan apakah sudah dihargai dan menghargai orang lain ? Sempat tersentak dengan jawaban dari dirinya. Ada sesuatu mengganjal dari hal ini Tidak terlalu aman karena masa masa yang sebelumnya terjadi Salah cara dalam tindakan Sama sama belum menemukan hal yang pas

Kunci untuk pintu - ombak untuk karang

Apakah benar kreativitas datang darimana saja? Apakah benar semuanya bisa diimplementasikan secara baik? Bagaimana cara berkreasi jika kita berada di dalam sebuah ruangan kecil yang hanya mempunyai sebuah pintu, tidak ada lampu, tidak ada warna, tidak ada apapun untuk keluar sekalipun. Sempat terjerat dengan kalimat di Twitter dari seorang penulis @/shitlicious atau @/aMrazing   (sedikit lupa) - bahwa kreativitas tidak akan datang kalau kita sendiri tidak bebas. "oh jadi kalo saat elo berkreasi kemudian ada yang membatasi, mimpi itu hilang" "tapi kan kita gak perlu mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain" "tapi seiring waktu berjalan, entah bagian jiwa atau raga, hal tersebut akan runtuh, sama seperti karang yang akan hancur diterjang ombak berkali kali" "lalu apa yang harus diantisipasi agar tidak terjadi seperti itu ?"  ---------  "Tidak tahu..." Jawaban yang menyakitkan, dan mungkin hanya kita s...